Ketua umum Federasi Dewan Islam Australia (AFIC) Ikebal Adam Patel mengingatkan pelarangan Muslimah berhijab/berjilbab tidak hanya membatasi hak seseorang menjalankan ajaran agamanya tetapi juga membuka peluang terjadinya diskriminasi melembaga terhadap umat Islam.
Dalam pernyataan persnya yang diperoleh ANTARA di Brsibane, Ahad, menanggapi wacana pelarangan wanita Muslim berhijab/ berjilbab di toko dan bank di Australia karena alasan keamanan yang digulirkan penyiar stasiun radio 4BC Brisbane, Michael Smith, 14 Januari lalu, Patel mengatakan, hijab adalah tuntutan ajaran agama.
"Menggunakan hijab/Jilbab, adalah salah satu tuntunan agama dan perempuan Islam yang memakai hijab mengangap hal itu sebagai kewajiban agama mereka untuk mempertahankan kehormatan diri dan kesopanan," katanya.
Selain itu, menutup kepala sesungguhnya bukan keunikan yang hanya ada dalam Islam. Praktik ini juga berakar dalam sejarah panjang tradisi masyarakat Kristiani dan Sikh.
"Dalam Islam, ada banyak pilihan dalam soal menutup kepala bagi wanita Muslim," katanya.
Patel mengatakan, pihaknya sudah berbicara dengan berbagai pihak terkait, termasuk ketua asosiasi pengusaha ritel Australia dan bank-bank di Australia, mengenai wacana pelarangan perempuan Muslim berhijab yang digulirkan penyiar radio 4BC Brisbane, Michael Smith, itu.
Semua pihak yang dihubunginya menjamin bahwa mereka sama sekal tidak melihat model berpakaian wanita Muslim dengan hijab itu sebagai masalah keamanan.
"Jika pelarangan hijab ini diberlakukan, hal itu tidak hanya membatasi hak seseorang menjalankan ajaran agama seseorang, tetapi juga membuka peluang terjadinya diskriminasi melembaga terhadap umat Islam," katanya.
Menurut Patel, perempuan Muslim sesungguhnya bebas memilih model berpakaian yang sopan sesuai dengan tingkat kenyamanan masing-masing.
Islamofobia
Wacana yang digulirkan Smith yang merupakan mantan polisi di Negara Bagian Victoria sebelum bergabung dengan Stasiun Radio 4BC itu tidak hanya memunculkan pro dan kontra di masyarakat tetapi juga masih relatif kuatnya Islamofobia (ketakutan terhadap Islam) dalam benak sebagian publik non-Muslim Australia.
Dalam pandangannya, hijab atau burka yang digunakan perempuan Muslim memunculkan risiko keamanan karena menutup bagian muka menyulitkan orang lain mengenali identitas diri pemakainya dalam kasus kejahatan.
Islamofobia di Australia yang berimplikasi serius pada perlakuan kasar sebagian anggota masyarakat baik secara verbal maupun fisik terhadap warga Muslim antara lain dapat dilihat dari hasil survei tim riset Universitas Queensland Tengah (CQU) tahun 2007.
Dalam survei terhadap 117 orang responden dari kalangan muda Muslim Australia berusia 9-19 tahun itu, sebanyak 93 persen responden mengaku bangga sebagai Muslim namun hampir separuhnya mengaku mendapat perlakuan kasar secara verbal dan fisik karena kemuslimannya.
Hasil riset yang dipimpin Dr.Sansnee Jirojwong itu mendapati, hampir separuh remaja Muslim yang menjadi responden survei mengaku mendapat perlakuan kasar secara verbal maupun fisik oleh sejumlah orang di tempat-tempat publik karena mereka Muslim.
Survei terhadap 117 anak muda Muslim Australia yang berasal dari di tiga daerah di Queensland, yakni Brisbane, Rockhampton, dan Mackay, itu juga mendapati rendahnya pemahaman masyarakat tentang peran shalat, berpakaian dan makanan bagi Muslim, katanya. ant/fif/Republika
Dalam pernyataan persnya yang diperoleh ANTARA di Brsibane, Ahad, menanggapi wacana pelarangan wanita Muslim berhijab/ berjilbab di toko dan bank di Australia karena alasan keamanan yang digulirkan penyiar stasiun radio 4BC Brisbane, Michael Smith, 14 Januari lalu, Patel mengatakan, hijab adalah tuntutan ajaran agama.
"Menggunakan hijab/Jilbab, adalah salah satu tuntunan agama dan perempuan Islam yang memakai hijab mengangap hal itu sebagai kewajiban agama mereka untuk mempertahankan kehormatan diri dan kesopanan," katanya.
Selain itu, menutup kepala sesungguhnya bukan keunikan yang hanya ada dalam Islam. Praktik ini juga berakar dalam sejarah panjang tradisi masyarakat Kristiani dan Sikh.
"Dalam Islam, ada banyak pilihan dalam soal menutup kepala bagi wanita Muslim," katanya.
Patel mengatakan, pihaknya sudah berbicara dengan berbagai pihak terkait, termasuk ketua asosiasi pengusaha ritel Australia dan bank-bank di Australia, mengenai wacana pelarangan perempuan Muslim berhijab yang digulirkan penyiar radio 4BC Brisbane, Michael Smith, itu.
Semua pihak yang dihubunginya menjamin bahwa mereka sama sekal tidak melihat model berpakaian wanita Muslim dengan hijab itu sebagai masalah keamanan.
"Jika pelarangan hijab ini diberlakukan, hal itu tidak hanya membatasi hak seseorang menjalankan ajaran agama seseorang, tetapi juga membuka peluang terjadinya diskriminasi melembaga terhadap umat Islam," katanya.
Menurut Patel, perempuan Muslim sesungguhnya bebas memilih model berpakaian yang sopan sesuai dengan tingkat kenyamanan masing-masing.
Islamofobia
Wacana yang digulirkan Smith yang merupakan mantan polisi di Negara Bagian Victoria sebelum bergabung dengan Stasiun Radio 4BC itu tidak hanya memunculkan pro dan kontra di masyarakat tetapi juga masih relatif kuatnya Islamofobia (ketakutan terhadap Islam) dalam benak sebagian publik non-Muslim Australia.
Dalam pandangannya, hijab atau burka yang digunakan perempuan Muslim memunculkan risiko keamanan karena menutup bagian muka menyulitkan orang lain mengenali identitas diri pemakainya dalam kasus kejahatan.
Islamofobia di Australia yang berimplikasi serius pada perlakuan kasar sebagian anggota masyarakat baik secara verbal maupun fisik terhadap warga Muslim antara lain dapat dilihat dari hasil survei tim riset Universitas Queensland Tengah (CQU) tahun 2007.
Dalam survei terhadap 117 orang responden dari kalangan muda Muslim Australia berusia 9-19 tahun itu, sebanyak 93 persen responden mengaku bangga sebagai Muslim namun hampir separuhnya mengaku mendapat perlakuan kasar secara verbal dan fisik karena kemuslimannya.
Hasil riset yang dipimpin Dr.Sansnee Jirojwong itu mendapati, hampir separuh remaja Muslim yang menjadi responden survei mengaku mendapat perlakuan kasar secara verbal maupun fisik oleh sejumlah orang di tempat-tempat publik karena mereka Muslim.
Survei terhadap 117 anak muda Muslim Australia yang berasal dari di tiga daerah di Queensland, yakni Brisbane, Rockhampton, dan Mackay, itu juga mendapati rendahnya pemahaman masyarakat tentang peran shalat, berpakaian dan makanan bagi Muslim, katanya. ant/fif/Republika
1 komentar:
orang-orang sekarang lebih cenderung suka melarang-larang yang itu sebenarnya ditujukan untuk orang lain bukan untuk dirinya sendiri